PAMEKASAN - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pamekasan Achmad Faisol menyebut ada tujuh inovasi yang sudah diluncurkan oleh Bupati Pamekasan untuk mendukung penerapan KTP Digital. Uniknya, inovasi itu dapat diakses dengan menggunakan bahasa Madura yang merupakan bahasa sehari-hari masyarakat di Pamekasan.
Inovasi mendukung program KTP Digital itu disampaikan dalam acara Sinau Bareng Kebijakan KTP Digital pada Rabu (23/2/2022) yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR).
Inovasi pertama yaitu Lantor atau Layanan Tak Osah Toron dari Motor atau dikenal di masyarakat sebagai drive thru. Achmad Faisol menyebut, layanan itu tercetus karena pandemi Covid-19 yang membuat munculnya pelayanan tanpa bersentuhan tangan.
Inovasi kedua Sajen Senneg yaitu layanan satu loket. Layanan ini bersifat terintegrasi, dokumen yang bergerak sementara pemohon layanan tinggal menunggu hasil.
“Kami menggunakan layanan one day service, tinggal menunggu antrian dan kami selesaikan pada saat itu juga, ” ucap Achmad Faisol.
Inovasi ketiga yaitu Super Star atau sistem pelayanan akta siap antar. Layanan ini bekerja sama dengan bidan di tingkat desa. Namun saat ini layanan masih menggunakan media sosial berupa WhatsApp.
“Program ini menyasar untuk akta kelahiran di desa-desa dengan bantuan para bidan, ” ucap Achmad Faisol.
Inovasi keempat yaitu Lastare Kak atau Layanan Areh Sabto Toron ka Dhisah Masyarakat Olle KTP, Akta, dan KK. Lastare Kak merupakan program jemput bola yang dilaksanakan pada hari Sabtu guna menyisir masyarakat yang belum memiliki dokumen kependudukan.
“Kalau ada perekaman akan langsung kami cetak di desa. Termasuk kami juga menyediakan layanan pembuatan KK, KTP, dan sebagainya, ” imbuhnya.
Selain itu terdapat inovasi lain yaitu Cobik Pasar yaitu layanan cetak dokumen Dhibik Pas Rantah. Cobik Pasar merupakan layanan cetak mandiri yang dilakukan masyarakat di Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM), baik KK, KTP dan Kutipan Akte. Inovasi keenam yaitu Arek Lantor atau Arekkam Langsung Cetak Tak Osa Ka Kantor.
“Arek Lancor sendiri kami targetkan khusus untuk lansia, penduduk rentan, ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa, Red), dan sakit, ” jelasnya.
Inovasi terakhir yaitu Pelayanan Kartu Identitas Anak atau lebih banyak dikenal dengan sebutan Pelita. Pelita merupakan program peningkatan pendataan, perlindungan, dan pemenuhan hak konstituonal anak.
“Harapanya pencatatan kependudukan anak-anak bisa ter-record secara maksimal melalui program Pelita tersebut, ” ungkapnya. (*)
Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor : Binti Q Masruroh